Pesantren Cijantung Ciamis Mencetak Ahli Qiro’at Handal

KH. Ahmad Hidayat pengasuh Ponpes Cijantung yang juga Ketua MUI Kab Ciamis, menuturkan awal berdirinya pesantren Cijantung pada tahun 1935. Pendiri pesantren Cijantung sendiri adalah Kh. Muhammad Siroj (Alm).

"Pendirian pesantren Cijantung yaitu setelah ayahanda KH. Muhammad Siroj pulang dari Mekah. Selama kurang lebih tujuh tahun di Mekkah, KH. M. Sirodj berguru kepada Syekh Ibrahim Gumrowi yang mengajarkan khusus Qiro'at," ujar KH. Ahmad Hidayat.

Disampaikan Oyot (panggilan akrabnya), nama pesantren Cijantung sendiri diambil dari nama Kampung tempat pertama didirikannya pesantren yaitu kampung Cijantung di wilayah Desa Dewasari. Akan tetapi setelah berkembang, pesantren Cijantung berpindah ke kampung Citutut tak jauh dari kampung Cijantung.

"Karena nama pesantren sudah menerap, maka tetap saja dinamakan pesantren Cijantung meski sudah berpindah lokasi. Kedua, mungkin karena pesantren cijantung ini dilewati oleh aliran sungai Cijantung yang berada disekitar komplek pesantren," katanya.

Pesantren Cijantung kata KH. Ahmad, pertamanya sebagai pesantren yang khusus mempelajari Al-Qu'an. Buktinya tak sedikit Pesantren Cijantung mencetak Qiro'at yang berprestasi di tingkat Nasional maupun Internasional. Sebagai contoh KH. Holil Rohman (Alm) yang juga pernah menjadi kepala sekolah MAN Cijantung dan juga ketua Dewan Hakim Nasional.

"Almarhum sudah terkenal kemana-mana sebagai Qiro'at Qur'an yang handal dengan segudang prestasi," katanya.

Awalnya kata KH. Ahmad Hidayat, pesantren Cijantung merupakan pesantren tradisional. Setelah itu pada tahun 1970, berkembang sekolah. Sekolah pertama yang berdiri adalah Madrasah Muta'alimin.

Kemudian perkembangan semakin pesat dan tahun 1977 berdiri Sekolah Pendidikan Guru (SPG) Al-Islam sebab waktu itu pemerintah sangat membutuhkan tenaga guru. Tahun 1985, berdirilah MTs Al-Islam yang pada tahun 2010 kemarin berganti nama menjadi MTs Harapan Baru. Setelah ada MTs, berdiri pula Madrasah Aliyah pada tahun 1988. Kemudian Madrasah Aliyah tersebut di negerikan pada tahun 1997 dengan nama Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Cijantung.

Dijelaskannya, Pesantren Cijantung tetap mempertahankan kekhususannya dibidang Tilawatil Qur'an. Agar, alumni pesantren Cijantung mempunyai perbedaan dengan yang lain dari segi penguasaan bacaan Al-Qu'an ataupun dalam berdakwah.

"Karena dari dulu pesantren Cijantung terkenal dengan pesantren Al-Qur'an yang banyak mencetak Qiro'at-qiro'at berprestasi," imbuh Kh. Ahmad Hidayat. (Feri Kartono/"KP")***

sumber: kabar-priangan.com

0 komentar:

Post a Comment