Peluang Bisnis Budidaya Ikan Bebeong dari Citanduy

Profesi Iswanto Tirtawijaya terbilang unik. Warga Salawe Desa Cimaragas Ciamis, yang letaknya berdekatan dengan Sungai Citanduy, menjalani pekerjaannya sebagai pengepul ikan bebeong yang dipancing penduduk setempat dari sungai tersebut.

Aktivitas penduduk setempat untuk menangkap ikan di Sungai Citanduy selama bulan puasa sudah merupakan tradisi puluhan tahun. Iswanto pada bulan puasa tahun lalu dapat mengumpulkan 5 kuintal ikan bebeong, tatapi sayang di tahun ini baru dapat meraih hitungan beberapa kilogram saja.

Edod (36) warga Cimaragas mengaku mengisi waktu ngabuburit dengan 'ngecrik balar' atau menjala ikan balar, sejenis ikan khas sungai Citanduy. Penduduk lain ada yang memilih menyetrum ikan, marak memasang badodon atau memancing. Ateng (30) mengaku lebih menikmati tantangan memancing, dan kadang ia mendapatkan ikan bebeong yang beratnya rata-rata mencapai 1,5 kg.

Iswanto menuturkan kepada kabar-priangan.com bahwa ikan bebeong semakin sulit didapat, padahal peminat dari dalam dan luar Ciamis pasti menyerap habis ikan tersebut. Ikan yang dibelinya seharga Rp. 25.000 per kg dapat dijualnya kembali dengan harga Rp. 60.000 per kg untuk penampung dari Jakarta. Dirinya yakin bahwa terdapat peluang besar jika ikan bebeong dapat dibudidayakan.


Ikan bebeong (hemibragus nemurus) menurut laman blog Soni Magelang, seorang praktisi memancing, biasa disebut juga sebagai ikan beong atau baung. Masyarakat sekitar Kali Serayu memanggil ikan ini sebagai iwak baceman. Ikan bebeong dapat mencapai berat hingga 10 kg.

Ikan yang rasa dagingnya dikenal sangat enak ini, melebihi rasa daging lele, menyukai umpan pancing yang berbau tajam dan amis. Pemancing di Kalimantan konon bahkan menggunakan sabun sebagai umpan.

Potensi nilai ekonomis ikan bebeong dari sungai Citanduy Ciamis sepatutnya menjadi tantangan bagi praktisi perikanan untuk merintis pembudidayaan ikan langka tersebut di masa depan.

1 comment: