Gugur Sebagai Guru di Daerah Terpencil, Winda Yulia Jadi Inspirasi Generasi Muda Ciamis

Hampir tenggelam dibalik riuh-rendahnya pemberitaan tentang politik, ekonomi dan berbagai bumbunya di negeri ini, berita sedih datang dari tanah rencong Aceh. Seorang putra terbaik kelahiran Ciamis bernama Winda Yulia, yang mengemban tugas mulia sebagai guru daerah terpencil, tewas tenggelam dalam perjalanan menggunakan perahu boat di daerah Batu Katak, Desa Melidi, Kecamatan Simpang Jernih, Aceh Timur.

Sang guru muda, baru berusia 22 tahun, adalah lulusan Jurusan Pendidikan Matematika Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung dan berasal dari Ciamis. Ia yang kelahiran 27 Juli 1990 dan merupakan alumnus SMAN 1 Cihaurbeuti Ciamis, angkatan 2008, dikenal berprestasi semasa menuntut ilmu di UPI Bandung.

Utari Wijayanti, seorang dosen pendidikan matematika UPI Bandung, menulis dalam blognya, bahwa Winda Yulia adalah seorang alumni dengan IPK hampir 4.0 (hanya dengan 1 nilai B) dan mempunyai berbagai prestasi di tingkat Nasional.

Winda Yulia pernah menyiapkan makalah untuk OSN Pertamina 2011 hanya dalam semalam dan berhasil menjadi peserta terbaik ketiga di Propinsi Jawa Barat, sementara peserta-peserta lainnya mempersiapkan diri selama seminggu. Winda juga pernah meraih Honoroble Mention ON MIPA 2011 dan juara 3 Magday, lomba yang diselenggarakan oleh Matematika ITB, 2011.

foto: facebook
Winda mantap menandatangani kontrak SM3T (Sarjana Mendidik Terdepan Terluar Tertinggal) dan bersedia ditugaskan di daerah pedalaman Aceh, meski ia memiliki sederet prestasi sebagai bekal berkarir di tempat lainnya. Percakapan almarhumah dengan temannya di laman facebook menyebutkan ia mendapat penempatan sementara selama setahun di SMPN 2 Simpang Jernih, Kecamatan Simpang Jernih Kabupaten Aceh Timur. Tampak dalam foto, ia begitu ceria di tempat tugas yang baru.

Takdir Ilahi berkata lain. Atjehpost.com melaporkan, pada hari Senin (26/11/2012) petang lalu, empat orang guru tersebut mengalami musibah di sungai Simpang Jernih. Saat akan kembali ke Desa Melidi, boat yang mereka tumpangi terbalik di kawasan Batu Katak. Dua orang guru, Irma Yuna dan Hanafi, selamat dari musibah tersebut, sedangkan dua lainnya, Gegeut dan Winda sempat tidak diketahui keberadaannya.

foto: Atjehpost.com
Pada foto yang dilansir Atjehpost.com, para guru luar biasa tersebut nampak sehat dan tersenyum pada waktu pengambilan gambar sesaat sebelum keberangkatan. Winda Yulia juga nampak tersenyum sembari duduk memeluk tas hitamnya diatas perahu boat.

Atjehpost.com kembali memberitakan, Winda Yulia ditemukan tiga hari kemudian, pada Kamis (29/11/2012). Informasi yang diperoleh dari Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Timur, Elfiandi, menyatakan jenazah korban ditemukan sekitar pukul 12.30 wib di sekitar 80 kilometer dari lokasi tenggelam.

Sosok Winda Yulia adalah inspirasi bagi generasi muda Ciamis. Ia berangkat dari tanah kelahiran untuk menuntut ilmu setinggi-tingginya, menjadi mahasiswi berprestasi hebat, tetapi mengambil jalan pengabdian yang tidak biasa. Ia mencerminkan sosok yang ingin menggapai kesuksesan dengan jalan yang tidak mudah atau instant.

Meski Winda Yulia sudah tiada, hari ini, esok dan lusa akan selalu hadir generasi muda Ciamis yang meneruskan cita-citanya, menjadi insan yang tidak 'biasa-biasa saja' dan ikut berbuat yang terbaik sebagai anak bangsa.

0 komentar:

Post a Comment