Ciamis Ekspor Cabai, Kesulitan Penuhi Permintaan Lokal

CIAMIS, (PRLM).- Meletusnya Gunung Merapi Yogyakarta yang menghancurkan lahan pertanian, ternyata membawa berkah tersendiri bagi petani cabai di tatar Galuh Ciamis. Belakangan ini sejumlah negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, Cina, termasuk Jerman mulai melirik komoditi hasil pertanian tersebut dari Ciamis.

Hanya saja akibat terbatasnya produksi, Ciamis tidak mampu memenuhi seluruh pesanan. Saat ini maksimal produksi cabai yang dihasilkan dari Ciamis hanya sebanyak lima ton per minggu. Hasil tersebut tidak seluruhnya diekspor, akan tetapi juga untuk memenuhi permintaan pasar lokal dan regional Jawa Barat.

''Belakangan ini permintaan cabai merah dari luar negeri terus meningkat, akan tetapi kami hanya mampu memenuhi dua ton per dua hari. Mereka menyatakan seberapa pun produksinya siap menampung. Peluang memang terbuka lebar, akan tetapi kami juga masih tetap harus melayani permintaan lokal dan Jabar,'' tutur Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Ciamis, Endang Supardi.

Dia mengatakan, sejak Gunung Merapi meletus, kawasan pertanian yang selama ini menjadi sentra produksi cabai Yogyakarta, di Kabupaten Sleman dan sekitarnya hancur akibat tertutup abu vulkanik. Keadaan tersebut memaksa para pengimpor cabai mencari daerah penghasil cabai yang baru. ''Ternyata mereka mulai melirik Ciamis. Mereka mengatakan seberapapun banyaknya, siap menerima. Selain itu, kami juga tidak mampu memenuhi permintaan sejumlah industri nasional yang banyak membutuhkan cabai,'' katanya.

Dikatakan Endang, sebagian permintaan eksportir adalah jenis cabe merah TW, cabai Hot Beuty, Hot Chili. Scara fisik ukuran cabai tersebut lebih besar apabila dibandingkan dengan cabai lokal. Untuk cabai jenis Tanjung dan lokal kurang diminati. ''Soal harga memang jauh lebih mahal apabila dijual di daerah. Naiknya harga itu juga disebabkan karena biaya trasportasi. Namun demikian masih lebih tinggi apabila dibandingkan dengan harga lokal,'' tambahnya.

Untuk mengimbangi semakin banyaknya permintaan cabai, kata Endang, perlu ada perluasan lahan untuk menanam cabai. Saat ini sentra produksi komoditi cabai Ciamis terdapat di sejumlah kecamatan, seperti Kecamatan Sukamantri, Panumbangan, Panjalu, Sindangkasih, Kawali dan Lumbung.

Menanggapi semakin banyaknya permintaan ekspor cabai, Bupati Ciamis, Engkon Komara mengatakan hal tersebut perlu mendapat apresiasi tersendiri dari kalangan petani. Dia juga mengatakan sampai saat ini Ciamis juga masih belum bisa memenuhi permintaan dari sejumlah produsen makanan yang banyak membutuhkan cabai.

''Ini merupakan kabar yang menggembirakan, sekaligus juga tantangan apakah mampu memenuhi peluang yang sudah terbuka itu. Jawabannya juga bisa dikembalikan lagi ke petani, pemerintah tentunya juga akan selalu mendukung,'' tuturnya. (A-101/das)***

sumber: pikiran-rakyat.com (Kamis, 23/12/2010 - 05:20)

0 komentar:

Post a Comment