Colok Gembrung, Kuliner Tradisi Lintas Generasi dari Ciamis


Sebuah foto produk kuliner tradisional dari Ciamis diunggah pada laman fanpage "diCiamis" di situs jejaring sosial facebook hari ini. Foto makanan berjuluk 'Colok Gembrung' ini langsung mendapat berbagai tanggapan para facebooker anggota page tersebut, menunjukkan bahwa jajanan rakyat tersebut cukup populer dan tetap dirindukan orang Ciamis.

Colok gembrung konon berasal dari kata bahasa Sunda 'colok' yang berarti tusuk, dan 'gembrung' yang menunjuk pada bunyi alat musik tabuh yang terbuat dari kulit sapi (semisal beduk). Colok gembrung adalah potongan kulit sapi yang empuk karena penggodokan yang matang, dan ditusuk dengan lidi.

Kulit sapi yang empuk kemudian dibumbui galendo (hasil ikutan pembuatan minyak goreng), bawang merah, bawang putih, ketumbar, daun salam, sereh, gula, dan garam untuk mewujudkan citarasa gurih nan istimewa. Colok gembrung kerap disebut juga sebagai 'sate jepret'.

Masyarakat Ciamis dapat menemukan colok gembrung di lorong kaki lima Blok A Pasar Manis Ciamis, sedangkan pusatnya berada di Kampung Pulomaju RT 01/RW 04, Desa/Kecamatan Baregbeg (dekat kampus Unigal Ciamis).

Media Tribun Jabar menulis bahwa colok gembrung tidak terlalu sulit untuk didapatkan. Pedagang sayur keliling biasanya selalu menjajakan colok gembrung, juga warung-warung kecil, warung nasi, penjualan gorengan keliling hingga kantin sekolah, dan sebagainya. Hal demikian tidak berlaku dengan restoran atau rumah makan besar, kecuali warung makan Mak Icih di belakang kantor Disdik Ciamis yang selalu menyediakannya.

Seorang penjual colok gembrung, Teti Roheyati, mengaku pada Tribun Jabar bahwa ia sudah menekuni profesi tersebut sekitar 20 tahun. Ia belajar membuat colok gembrung pada ibunya, Mak Idah, yang mewarisi keterampilan memasak jajanan khas tersebut dari ayahnya yang bernama Aki Suwita. Konon Aki Suwita juga mewarisi kemampuan membuat colok gembrung dari orang tuanya. Teti dengan demikian menjadi generasi keempat dalam pembuatan colok gembrung.

Colok gembrung memang benar-benar merakyat di Ciamis, apalagi harganya pun cukup terjangkau, yakni sekitar Rp 5.000 per 10 tusuk. Laporan lain dari para facebooker menunjukkan keberadaan makanan lintas generasi ini masih dapat ditemui di sekitar Cikoneng dan pasar tradisional Kawali.

(by CiamisManis.com/ref: Tribun Jabar/pic credits: DiCiamis )

0 komentar:

Post a Comment