Pembentukan Kabupaten Pangandaran Mulai Dikaji (link)
CIAMIS,(PRLM).-Sejak awal bulan September tim dari Universitas Padjajaran (Unpad) Bandung terjun ke lapangan untuk melakukan kajian ilmiah tentang rencana pembentukan Kabupaten Pangandaran. Diharapkan pada bulan Oktober ini tim tersebut sudah dapat membuat kesimpulan tentang hasil penelitiannya.
"Untuk melakukan kajian ilmiah pembentukan Kabupaten Pangandaran, kita bekerja sama dengan tim ahli dari Unpad, yang di dalamnya juga melibatkan Unigal dan ITB sejak sepekan lalu sudah terjun ke lapangan. Mereka mengumpulkan data teknis yang ada di 10 kecamatan yang ingin bergabung dengan Kabupaten Pangandaran," tutur Kepala Bappeda Ciamis, Tiwa Sukrianto, Minggu (14/9).
Tim peneliti, lanjutnya, selain mengumpulkan data teknis seperti jumlah penduduk, luas wilayah, potensi wilayah dan berbagai hal lainnya. Juga meneliti sarana dan prasarana penunjang yang ada, termasuk sosial kemasyarakatannya.
Tim pengkaji, melibatkan tujuh ahli, yakni enam di antaranya dari Unpad, dan satu ahli lainnya dari ITB. Ketujuh ahli tersebut, meliputi ahli pemerintahan, statistik, planologi, ekonomi pembangunan, kependudukan, keuangan publik, dan sosial politik.
"Selain itu juga melibatkan empat asisten tenaga survei lapangan. Termasuk tim pengkaji lokal dari Bappeda, Presidium dan Unigal," tambahnya.
Mereka disebar ke 10 kecamatan yang akan masuk dalam Kabupaten Pangandaran, yakni Kecamatan Kalipucang, Padaherang, Cimerak, Cigugur, Cijulang, Parigi, Sidamulih, Pangandaran, Mangunjaya dan Langkaplancar.
"Hasil kajian nanti akan dapat diketahui apakah pembentukan Kabupaten Pangandaran memenuhi persyaratan atau tidak. Termasuk saran dan hal lain yang masih termasuk dalam wilayah kajian ilmiah. Sepenuhnya kita serahkan kepada tim ahli tersebut," katanya.(A-101)***
kunjungi web informasi online pangandaran di www.infopangandaran.com
ReplyDeletekuring oge salaku warga ciamis selatan ngadukung pisan kna ayana eta wacana,kmargi karaos pisan ku simkuring ge, sok asa mni rarugel pmi aya kaperyogian administrasi teh kdah tbih2 ka ciamis berikut kadang2 sok tara tiasa rengse sadinten,, pan rugi biaya sareng waktos etateh...
ReplyDeletenb:wil. pangandaran yg notabene memberikan devisa yg cukup signifikan utk kab. ciamis dari sektor pariwisata,koq sprtinya dianak tirikn,brbeda dg daerah ciamis utara. contoh:jalan mnuju pangandaran yg sangat vital utk mnunjang pariwisata disana hrus nunggu rusak parah dlu sblum diprbaiki.kampring kan..???
ReplyDelete"Bravo Kab.Pangandaran...!!!"
"Urang Cintaratu satuju pisan"
ReplyDelete""'KABUPATEN PANGANDARAN'""
tah ieu conto sora anu kasumbat teh...
ReplyDeletepadahal mah kang, mangga weh nganggo nami anu jentre, teu kedah nganggo anonim :)
keun wae urang nyoara kalayan bebas di blog ieu, dan moal aya aparat nyasab kadieu..
barina lamun aparatna urang kidul mah, bakal nambahan komentar, "satuju pisan," cenah!
hehehehe
Komen: Tak Direkomendasi, Pemekaran Kab. Ciamis (dari InfoPangandaran.com, 29 Nov 08)
ReplyDeleteSaya pikir tim penilai tak salah menyimpulkan itu, karena apa yang dinilai tentang aspirasi pemekaran Kab. Ciamis mungkin dianggap 'biasa-biasa saja'. Ini mirip seperti kisah hasil penilaian aspirasi pemekaran Sukabumi Selatan, Cianjur Selatan dan Garut Selatan yang pada rontok/gagal.
Apapun hasil penilaian itu meski kita hargai dan terima dengan lapang dada. Bukannya direpson dengan demo-demo yang tidak produktif.
Lalu, apakah kita (para pejuang dan pendukung pemekaran Kab. Ciamis) akan berhenti begitu saja?? Saya pikir tidak! Kita tak perlu kecil hati.
Yang kita perlu lakukan adalah menemukan gagasan atau visi baru. Visi baru itu mesti dilihat dalam konteks yang lebih makro (regional), bukan lagi lokalan seperti selama ini.
Visi baru yang saya ajukan adalah bertolak dari fakta bahwa; di sepanjang pantai selatan Jabar, Anda tak akan menemukan rumah sakit, universitas, pusat pelatihan, pusat perniagaaan, lembaga keuangan (kecuali bank-bank setingkat unit/ranting), dan lain-lain layanan publik. Pantai selatan Jabar adalah kantung-kantung kemiskinan belaka, dimana orang-orang tak betah tinggal. Mereka pergi ke kota bahkan ke luar negeri (menjadi TKI), hanya untuk bertahan hidup.
Sisi lainnya, coba Anda bandingkan dengan jalur pantura. Fasilitas dan infasturktur tentu sangat jomplang jika disandingkan. Pantai selatan Jabar bahkan jauh tertinggal dibanding pantai selatan Jateng, Yogja dan Jatim.
Coba buka perpektif Anda. Saat ini jarak Jakarta-Bandung hanya dua jam saja, yang semula lima sampai enam jam. Harusnya 2 jam lagi perjalanan bisa dilanjutkan sampai ke Pangandaran. Dengan demikian uang orang Jakarta tak tertahan di Bandung. Bila perlu kita bikin jalan tol via pantai selatan Jawa, yang mengubungkan Bandung sampai ke Yogja via Pameungpeuk. Why not?
Apa yang perlu kita lakukan adalah membuka dialog dengan saudara-saudara kita di Tasik dan Garut kidul. Untuk membangun dan menyatukan visi baru. Dialog juga perlu dilakukan dengan daerah di selatan Jateng dan Jogja. Sehingga visi itu dapat dukungan dan diperjuangkan secara luas.
Dengan cara itu maka boleh kita bermimpi dalam 3-5 tahun kedepan terbentuk kabupaten baru Pangandaran-Cipatujah, serta Kab. Garut Selatan.
Siapa tertarik memfasilitasi dialog-dialog itu?? Cekap heula, salam ka sadaya ti urang Cikembulan.
kuring salah sahiji warga masyarakat desa pangkalan kec. Langkaplancar, satuju pisan kana ayana rencana pamekaran... Ngan aya tapina, lamun keur uarng langkaplancar euweuh parobahan...asana urang langkapmah rek nyieun deui we kabupaten anyar..hee..hee
ReplyDeletenya.. dak!!!
tapi ketang, memang eta teh kahayang urang langkaplancar lolobana. Dina prinsipnamah satuju pisan, ngan kudu mere bukti ayana parobahan sabada pamekaran teh...
kawula anu rumasa pagawean sapopoe nincakan gas,100 persen stuju kna pembentukan kab pangandaran.asallllllllllllllllllllll.jalan k langkap lancr kudu alus.
atas nama KARANG TARUNA IKATAN PEMUDA CIBATU(IPCI)stuju wh pko na mah.asl jalan k cibtu d HOT MIX.
enya lah satuju pisan aya pamekaran. keun kuring oge siap jadi gupernur mah. kumaha tah urang pakidulan? siap ngabangun propinsi sunda kidul?
ReplyDelete