Apa jadinya kalau pihak yang sejatinya dipercaya untuk meneliti, menelaah dan membuat kesimpulan atau rekomendasi ilmiah (dan terdiri atas para pakar di bidangnya) malah tidak dipercayai? Berikut catatan berita Pikiran Rakyat pada tahun 2008, sekitar masalah pemekaran Pangandaran. Tim pengkaji gabungan Unpad dan ITB sempat tidak merekomendasikan pembentukan daerah otonom baru (pemekaran).
CIAMIS,(PRLM).-DPRD Ciamis segera mengundang tim pengkaji dari Universitas Padjajaran (Unpad) dan Institut Teknologi Bandung (ITB) berkenaan dengan hasil kajian ilmiahnya yang tidak merekomendasi pembentukan daerah otonom baru. Bahkan wakil rakyat Ciamis juga akan mengundang tim ahli lainnya untuk melakukan kompilasi penelitian sebagai pembanding dari tim sebelumya.
Ketua DPRD Ciamis Jeje Wiradinata mengungkapkan rencana pemanggilan tim ahli yang melakukan kajian pemekaran Ciamis, Minggu (30/11).
"Terus terang kami sangat kaget atas hasil kajian ilmiah yang menolak adanya pemekaran. Saya takut ada kesalahan data, sebab yang dijadikan dasar penelitian adalah data tahun 2006. Sementara kondisi saat ini sudah jauh berbeda dengan saat itu," tuturnya.
Tim peneliti mengemukakan bahwa faktor mendasar tentang penolakan dilakukannya pemisahan adalah Produk Domestik Regional Brtuto (PDRB) Tahun 2006. Saat itu, lanjutnya, kondisi Pangandaran dan sekitarnya sedang dalam titik pertumbuhan perekonomian yang paling rendah, karena baru hancur kena tsunami.
"Saat itu kan ada tsunami, Pangandaran dan sekitarnya hancur. Jelas saja pertumbuhan ekonomi nol, bahkan hancur. Namun saat ini keadaan sudah berubah. Saya tidak suudzon, kalau data yang dipakai sebagai dasar penelitian itu salah," kata Jeje menegaskan.
Menurut penilaiannya, tim pengkaji hanya mengambil dan mengkompilasi data yang ada di Biro Pusat Statistik (BPS). Padahal, kondisi di lapangan banyak yang jauh berbeda.
"Jadi untuk lebih transparan lagi, kita rencanakan meminta tim ahli lain untuk meleniti. Dengan demikian akan muncul data pembanding," jelasnya. (A-101/A-50)***
CIAMIS,(PRLM).-DPRD Ciamis segera mengundang tim pengkaji dari Universitas Padjajaran (Unpad) dan Institut Teknologi Bandung (ITB) berkenaan dengan hasil kajian ilmiahnya yang tidak merekomendasi pembentukan daerah otonom baru. Bahkan wakil rakyat Ciamis juga akan mengundang tim ahli lainnya untuk melakukan kompilasi penelitian sebagai pembanding dari tim sebelumya.
Ketua DPRD Ciamis Jeje Wiradinata mengungkapkan rencana pemanggilan tim ahli yang melakukan kajian pemekaran Ciamis, Minggu (30/11).
"Terus terang kami sangat kaget atas hasil kajian ilmiah yang menolak adanya pemekaran. Saya takut ada kesalahan data, sebab yang dijadikan dasar penelitian adalah data tahun 2006. Sementara kondisi saat ini sudah jauh berbeda dengan saat itu," tuturnya.
Tim peneliti mengemukakan bahwa faktor mendasar tentang penolakan dilakukannya pemisahan adalah Produk Domestik Regional Brtuto (PDRB) Tahun 2006. Saat itu, lanjutnya, kondisi Pangandaran dan sekitarnya sedang dalam titik pertumbuhan perekonomian yang paling rendah, karena baru hancur kena tsunami.
"Saat itu kan ada tsunami, Pangandaran dan sekitarnya hancur. Jelas saja pertumbuhan ekonomi nol, bahkan hancur. Namun saat ini keadaan sudah berubah. Saya tidak suudzon, kalau data yang dipakai sebagai dasar penelitian itu salah," kata Jeje menegaskan.
Menurut penilaiannya, tim pengkaji hanya mengambil dan mengkompilasi data yang ada di Biro Pusat Statistik (BPS). Padahal, kondisi di lapangan banyak yang jauh berbeda.
"Jadi untuk lebih transparan lagi, kita rencanakan meminta tim ahli lain untuk meleniti. Dengan demikian akan muncul data pembanding," jelasnya. (A-101/A-50)***
Menilai Ciamis Selatan mesti dengan Spirit dan Visi. Jika menggunakan cara-cara formal dan konvensional, apalagi dengan 'kaca mata kuda', tentu tidak akan menemukan apa-apa, selain dari kekurangan atau ketimpangan atau masalah.
ReplyDeletehttp://panseljabar.blogspot.com
Ciamis Selatan sudah memenuhu uji persyaratan minimal, meskipun syarat dengan kontroversi, kita harapkan ke depan meskipun Ciamis Selatan telah memisahkan diri dari Ciamis, Kehidupan masyarakatnya agar lebih baik. Persatuan dan kesatuan harus tetap kita junjung.
ReplyDelete