Minyak Keletik dan VCO Ciamis Makin Digandrungi

SEMENJAK Bupati Galuh ke-16 Kanjeng Prabu RAA Kusumadiningrat berkuasa (1839-1886), Kabupaten Galuh yang kini bernama Ciamis sudah sohor sebagai daerah gudang pohon kelapa paling makmur di Tatar Priangan. Kini Kabupaten Ciamis masih tetap menjadi sentra kelapa rakyat di Provinsi Jawa Barat.

Sebagai gudang kebun kelapa, Ciamis sudah beratus tahun punya tradisi membuat minyak keletik (minyak kelapa) dan galendo sebagai saripatinya. Tradisi membuat minyak keletik dan galendo tersebut tempo doeloe hampir dijumpai di setiap rumah penduduk Ciamis.

Tetapi sejak maraknya penggunaan minyak goreng curah berbahan baku kelapa sawit (crude palm oil/CPO) pada tahun 1980-an, penggunaan minyak keletik pun mulai menyurut, demikian juga pembuatan galendo.

Meskipun demikian ternyata masih ada segelintir warga Ciamis yang mempertahankan tradisi pembuatan minyak keletik dan galendo tersebut. Dari catatan Dinas Perindustrian Perdagangan, Koperasi dan UKM (Disperindagkop UKM) Ciamis, setidaknya ada empat lokasi pembuatan minyak keletik yang masih bertahan.

Keempat lokasi itu mulai dari Eli di Lingkungan Rungki Kelurahan Cigembor, Abas Sambas di Dusun Cibodas Desa Ciharalang, Kopontren Miftahussalam Handapherang, dan yang terbesar adalah milik H. Endut Rohadi alias Mang Endut (58) di Jalan Kapten Harsono Sudiro No 60 Lingkungan Cilame.

Mang Endut sudah puluhan tahun bergelut dengan kelapa, memproduksi minyak keletik dan galendo. Pada tahun 2005, Mang Endut membuat produk baru bernama virgin coconut oil (VCO) yang semakin digandrungi sebagai minuman kesehatan. "Meski sama-sama dibuat dari santan kelapa, VCO itu tak sama dengan minyak keletik," ujar Mang Endut kepada Tribun Senin (14/3).

Minyak keletik dibuat dari santan kelapa yang dijerangkan di atas panas tungku. Jerangan santan di atas tungku tersebut tidak hanya menghasilkan minyak keletik tapi juga saripatinya yakni galendo. Sedangkan VCO kata Mang Endut dibuat dengan cara centrifuge (penyaringan) dan tidak melalui proses penjerangan (dimasak diatas tungku).

Menurut Mang Endut, untuk membuat VCO, buah kelapanya harus dari kualitas khusus. Tidak sembarangan buah kelapa. Buah kelapa yang akan dibuat VCO harus sudah matang di pohon, dan begitu dipetik langsung dikupas tapasnya kemudian dijadikan santan lantas diolah jadi VCO. "Butiran kelapa untuk dibuat VCO begitu dipetik langsung digunakan, dan jangan dibiarkan terlantar dulu di tanah," ujar Mang Endut yang mulai pembuatan VCO ini pada 5 Oktober 2005.

Mang Endut memasarkan sendiri minyak keletik buatanya yang diberi merek "Santan Mas". Dari dua butir kelapa, kata Mang Endut, bisa menghasilkan 1 ons VCO. Sedangkan dari 1.000 butir kelapa dapat menghasilkan satu kuintal minyak keletik dan galendo.

Minyak keletik Santan Mas ini dikemas dengan jeriken ukuran 5 liter seharga Rp 90.000- Rp 100.000 per jeriken, kemasan 1 liter botol harganya Rp 25.000 serta kemasan botol ukuran 250 ml yang biasa disebut minyak urut harganya Rp 7.500 per botol. "Minyak keletik ini dijamin tidak tengik dan bisa tahan setahun," kata Mang Endut. (sta)

sumber: tribunjabar

0 komentar:

Post a Comment