KH. Irfan Hielmy, Ulama Besar Teladan Ummat dari Ponpes Darussalam Ciamis

foto: Aat Hidayat
KH. Irfan Hielmy lahir di Ciamis 25 Desember 1933 dan dikenal sebagai kiai moderat yang teguh memegang prinsip. Ia selalu menekankan kepada para santrinya untuk menuntut ilmu dimana saja dan dari siapa saja, agar memiliki wawasan yang luas. Sesepuh Kabupaten Ciamis yang juga pengasuh Ponpes Darussalam di Desa Dewasari Kecamatan Cijeungjing Kabupaten Ciamis ini wafat 18 Mei 2010 pukul 06.15 WIB pada usia 79 tahun.

Tidak sebagaimana lazimnya pengasuh Pondok Pesantren umumnya, almarhum KH. Irfan Hielmy tidak pernah belajar di banyak pesantren, tetapi lebih banyak otodidak murni, disamping bekal dari ayahnya. Sang ayah adalah Kiai Ahmad Fadlil, pendiri sekaligus pengasuh Pondok Pesantren Cidewa semasa masih hidupnya.

Setiap hari KH. Irfan Hielmy selalu memacu diri dengan membaca dan paling sedikit menghabiskan 50 sampai 100 halaman. Pengagum Imam al-Ghazali ini, menaruh minat besar pada Tafsir-Hadits dan perbandingan antar mujtahid. Kiai yang mempunyai spesialisasi Ilmu Nahwu-Balaghah-Manthiq ini, mengasuh dua ribu lima ratus lebih santri yang datang dari berbagai daerah di Nusantara. Khittahnya adalah untuk menjadikan para santrinya sebagai Muslim yang moderat, Mukmin yang demokrat dan Muhsin yang diplomat.

Wafatnya almarhum menyisakan isak tangis bagi ribuan santri, alumni, dan warga Ciamis yang memadati kompleks Ponpes Darussalam. Suasana haru terlihat saat Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan didampingi Bupati Ciamis Engkon Komara dan kerabat keluarga melepas jenazah untuk dikebumikan di kompleks pemakaman keluarga Darussalam.

KH Irfan Hielmy wafat karena penyakit liver, jantung, dan diabetes yang dideritanya sejak enam bulan terakhir. Almarhum meninggalkan enam anak, 17 cucu, dan 3 cicit. Selain menjabat Ketua MUI Ciamis, KH. Irfan Hielmy banyak berperan dalam pendidikan keagamaan dan moral masyarakat.

KH. Irfan Hielmy dikenal sebagai salah satu dari lima ulama kharismatik Jabar yang terakhir. Empat ulama kharismatik Jabar yang lebih dulu wafat yakni KH. Ilyas Ruhiyat (sesepuh Ponpes Cipasung Tasikmalaya), KH. Anwar Musaddad (sesepuh Ponpes Musadadiah Garut), KH. Totoh Abdul Fatah (sesepuh Ponpes Al-Jawami Cileunyi), serta KH. Abdulah Abbas (sesepuh Ponpes Buntet). KH. Irfan Hielmy merupakan sesepuh sekaligus ulama kharismatik Jabar terakhir yang terus mengabdikan hidupnya untuk kemaslahatan umat dan bangsa.

foto: facebook
Prof. Dr. Endang Soetari Adiwikarta, mantan rektor UIN Sunan Gunung Djati Bandung yang sekaligus Pupuhu Umum Wargi Galuh Puseur, dalam tulisannya pada laman www.sunangunungdjati.com membuat ulasan sebagai berikut:

Wafatnya ‘Ulama merupakan peringatan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala, agar umat Islam melipatgandakan perhatian tentang pembangunan pendidikan dan keilmuan, sebab wafatnya ‘Ulama sebagai pertanda dicabutnya ilmu dari kalangan umat Islam. Dalam sebuah Hadits yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim dari ‘Abdullah bin ‘Amr, Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya Allah tidak mencabut ilmu dengan mencabutnya dari masing-masing dada umat manusia, namun mencabut ilmu dengan mencabut (meninggalnya) ‘Ulama".

Bapak KH. Irfan Hielmy sejak muda menuntut ilmu di berbagai Pesantren, kemudian mendirikan Pesantren bersama ayahanda beliau, yakni Pesantren Darussalam Ciamis. Sampai akhir hayatnya beliau memimpin Pesantren Darussalam, sebuah Pesantren yang menjadi pusat pendidikan, da’wah dan pembangunan. Pesantren Darussalam memiliki lembaga pendidikan formal dan non formal.

Pendidikan formal yang diselenggarakan mulai dari tingkat prasekolah, tingkat dasar, menengah, dan pendidikan tinggi. Institut Agama Islam Darussalam mengelola Program Diploma, Program Sarjana, dan Program Magister Strata Dua. Pendidikan menengah dipercaya oleh Departemen Agama untuk menyelenggarakan Madrasah Aliyah Program Khusus, sebagai madrasah unggulan nasional. Sejak tahun tujuhpuluhan Pesantren Darussalam mendapat kepercayaan untuk menyelenggarakan Pendidikan Pesantren berbasis modernitas, lingkungan, dan ketenagakerjaan.

Pesantren Darussalam memiliki berbagai keunggulan yang kreatif dan inovatif, seperti Program Remaja Qur’ani pada setiap liburan sekolah. Dari keunggulan tersebut, tidak heran Pesantren Darussalam menjadi pemasok sumber daya manusia untuk musabaqah keagamaan, dan tenaga profesional di tingkat lokal, regional, dan nasional.

Bapak KH. Irfan Hielmy memiliki tingkat keilmuan yang sangat tinggi, melebihi kapasitas keilmuan pendidikan formal, dengan pemahaman yang komprehensif, dan mencetuskan pemikiran inovatif tentang Islam dan Pembangunan. Konsep Mu’min yang Moderat, Muslim yang Demokrat, dan Muhsin yang Diplomat, yang dikumandangkan Pesantren Darussalam merupakan pemikiran KH. Irfan Hielmy dalam mentransformasikan nilai-nilai Islam pada mekanisme pembangunan bangsa. Di bidang politik, saya sering mendengar ungkapan beliau tentang perlunya menegakkan politik yang berakhlak dan mengembangkan akhlak melalui politik. Hal itu menunjukkan pentingnya keterpaduan iman taqwa dan ilmu pengetahuan teknologi dalam system pendidikan nasional dans mekanisme pembangunan bangsa.

Bapak KH. Irfan Hielmy, di samping sebagai Ketua Majelis Ulama Indonesia Kabupaten Ciamis, merupakan Sesepuh Tatar Galuh dan Tatar Pasundan, menjadi mitra dan penasihat Pimpinan Daerah dan Pimpinan Nasional, yang sering bertandang ke Pesantren, mulai Bupati, Gubernur, dan Presiden beserta jajarannya, dari lingkungan Pemerintahan Sipil, Militer, dan Kepolisian, begitu pula politisi dan berbagai Lembaga Swadaya Masyarakat. Kami dari jajaran Wargi Galuh Puseur, baik rengrengan Pangaping, Pakar, dan Pangurus, sering mendapat nasihat beliau untuk turut memikirkan pengembangan Tatar Galuh, untuk menuju Mahayunan Ayuna Kadatuan.

Bapak KH. Irfan Hielmy telah berhasil membina kader penerus, baik untuk bidang keagamaan, keilmuan, kepemimpinan, kemayarakatan, dan pembangunan, sehingga estafeta kepemimpinan Pesantren Darussalam dapat berproses secara baik, dan peran Pesantren Darussalam sebagai pusat pendidikan, da’wah, dan pembangunan dapat dilanjutkan dan dikembangkan.

Almarhum KH. Irfan Hielmy memang tokoh Ciamis yang sangat berpengaruh dan produktif dalam memberi kontribusi nyata mencerdaskan bangsa. Beberapa hasil karya tulis beliau sebagaimana disebut di laman page KH. IRFAN HIELMY di facebook:
  1. Bunga Rampai menuju Khairu Ummah (1994)
  2. Dakwah bi al-Hikmah (1997)
  3. Kumpulan Materi Pokok Khutbah Jum'at (1997)
  4. Masyarakat Madani: Suatu Ikhtiar Dalam Menyongsong Era Milenium Baru (1998)
  5. Pendekatan Keagamaan Dalam Menyelesaikan Masalah Kemasyarakatan (1998)
  6. Ukhuwwah Ahlus Sunnah: Khazanah Aqidah, Moral dan Spiritual dari Pesantren (1999)
  7. Pesan Moral dari Pesantren (1999)
  8. Wacana Islam, Bahan Telaah Anak Bangsa (2000) 
  9. Sentuhan Wahyu, Penyejuk Kalbu (2003), dll.
"Kepergian almarhum menjadi tanggung jawab kita semua untuk melanjutkan menyebarkan syariat Islam di Ciamis dan Jabar,serta memacu semangat masyarakat untuk menuntut ilmu," ungkap Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan pada saat pelepasan jenazah, sebagaimana diliput oleh seputar-indonesia.com.

Bupati Ciamis Engkon Komara atas nama pribadi, pemerintah daerah, dan mewakili masyarakat Ciamis menyampaikan rasa kehilangan atas kepergian almarhum, karena KH. Irfan Hielmy merupakan tempat menggantungkan diri. "Dalam kondisi saat ini terbilang sulit untuk mencari figur pengganti seperti beliau, untuk itu kami sangat kehilangan. Atas nama pribadi, pemkab, dan mewakili 1,6 juta penduduk Ciamis mengucapkan bela sungkawa sedalam-dalamnya," tuturnya.

KH. Asep Saeful Milah mewakili 10.000 alumni Ponpes Darusalam dan ulama Ciamis mengucapkan bela sungkawa. "Almarhum adalah ulama besar yang tidak akan terhenti nasihat dan ilmu-ilmu yang diamalkan selama masa hidup. ”Kami sangat merasakan kehadiran beliau, yang membuat kita bersama-sama tetap semangat menimba ilmu," ucapnya.

Semoga terus lahir ulama-ulama baru yang mumpuni untuk meneruskan jejak perjuangan KH. Irfan Hielmy di Tatar Galuh Ciamis khususnya, dan Jawa Barat serta Indonesia pada umumnya...

0 komentar:

Post a Comment