Kisah Pocong Mencekam Ciamis

Dia seorang anak yang durhaka dan selalu membantah pada orang tua. Berbagai kesalahan selalu diperbuatnya dari mulai tidak taat sampai melawan terang-terangan kepada ibunya. Sikap tersebut menyebabkan sang ibu menjadi marah, sedih dan tidak ridho kepadanya. Itulah awal bencana yang tak pernah diduganya.

Suatu hari dia mencari ibunya untuk suatu keinginan yang tak dapat dipenuhi orang tuanya tersebut. Sang anak marah dan mengata-ngatai ibunya sehingga orang tua yang lemah itu berurai air mata. Ibunya yang baru selesai sholat hanya bisa menahan perasaan menyaksikan kedurhakaan anaknya.

Anak yang tak berbudi itu mengejek ibunya yang rajin melakukan sholat, karena dia kecewa permintaannya tak dikabulkan. Baginya tak ada guna ibadah sang bunda jika materi yang diinginkannya tak juga dipenuhi seperti kemauannya.

Saat itulah masalah terjadi. Mukena ibunya yang dipakainya secara paksa untuk mengejek ibunya, ternyata tak dapat lepas lagi. Ia menjadi panik, takut dan malu. Ia mulai mengembara dari satu kampung ke kampung lain sambil menangis. Anak durhaka itu melarikan diri dari rumahnya dan menimbulkan teror di sekitar Ciamis.

Kisah diatas amatlah tidak jelas dan tak dapat dibuktikan kebenarannya, tetapi issuenya pernah muncul secara nyata di wewengkon tatar galuh. Pada masa ketika internet belum ada, tv swasta belum muncul, dan cengekeraman orde baru sangat terasa, issue yang santer ini segera merebak menimbulkan ketakutan di masyarakat. Meski gambaran pocong dengan 'pemakai mukena' sebenarnya berbeda, tetapi kisah ini tetap membuat kegemparan.

Akibat yang timbul dapat diduga, malam hari di kampung-kampung menjadi sedemikian sepi dan sunyi. Mesjid menjadi kosong di waktu malam, dan anak-anak takut pergi ke pengajian. Berita dari mulut ke mulut ini mempengaruhi sedemikian rupa masyarakat Ciamis, terutama bagi mereka yang penakut, untuk tidak melakukan aktivitas malam diluar rumah. Memang tidak nyaman kalau jalan-jalan malam diwarnai pertemuan dengan pocong kan?

Aneh tapi nyata, issue ini efektif sekali 'menenangkan' masyarakat, apapun motif dibalik penyebar berita tersebut. Teori-teori bermunculan, dari mulai operasi intelijen sampai perbuatan iseng para penjahat, untuk berbagai kepentingan. Mana yang benar? Wallahu a'lam. Pada akhirnya masyarakat ditenangkan oleh para tokoh, agar tidak terpancing oleh issue yang tidak berdasar. Issue yang sudah kadung menyebar...

0 komentar:

Post a Comment