Santri Banyulana Kembangkan Jamur Kardus
Santri di Pondok Pesantren Banyulana, di Kampung Nangewer, Desa Jelat, Kecamatan Baregbeg mengembangkan usaha budi daya jamur merang yang mereka sebut jamur kardus. Sejak enam bulan lalu beberapa santri terus mengembangkan usaha budi daya jamur kardus tersebut.
Lahan yang dipakai pun tidak begitu luas, namun hanya memanfaatkan ruang kosong di lingkungan pesantren. Bahkan budi daya dilakukan diatas pelapon kobong.
"Satu kali panen kita bisa menghasilkan jamur sebanyak 15 kilo gram, panen setiap tiga hari," kata Asep Suyudi santri yang mengelola budi daya jamur kardus kemarin.
Jamur hasil budi daya, Ia jual sendiri ke masyarakat sekitar pesantren dengan harga Rp 18.000/kg, juga di jual ke Pasar Ciamis dengan harga yang sama.
Pimpinan Pondok Pesantren Banyulana, Darif Haidarifan mengatakan pengembangan budi daya jamur tersebut berawal dari banyaknya kardus bekas "adrahi" santri kiriman dari orang tuanya di kampung.
Otaknya berputar bagaimana caranya memanfaatkan dus-dus bekas bagi pengembangan usaha di Pesantren.
Ide pun muncul saat Bapak dua anak itu melintas tempat pengelolaan sampah dan menemukan mesin pengolahan kompos.
"Dari situ muncul ide untuk mengembangan budi daya jamur dengan media kardus bekas. Saat dicoba Alhamdullilah berhasil dan terus kita kembangkan sampai sekarang," katanya.
Selain karudus dan sisa-sisa makanan dari adrahi, media lain yang dipakai kangkung, buncis, bonggol pisang dan arang yang diaduk menjadi satu. kemudian bibit jamur ditaburkan ke media tersebut.
Tiga hari kemudian jamur bisa dipanen, dan terus menerus selama beberapa minggu sampai jamur tidak tumbuh lagi.
"Masa istirahatnya setelah tanam satu minggu," kata Darif.
Usaha budi daya jamur sengaja dikembangkan di pesantren sebagai bekal santri setelah tidak mondok lagi di Pesantren. Selain Jamur budi daya lain juga dikembangkan di pesantren tersebut.
"Ilmu mah teu berurat mamawa, kami sadar setelah keluar pesantren tidak semua santri akan menjadi kiai, hanya 30 persen saja yang memiliki pondok pesantren selebihnya tidak," katanya.
sumber: kabar-priangan.com
0 komentar:
Post a Comment