Showing posts with label catatan kecil. Show all posts
Showing posts with label catatan kecil. Show all posts

Kisah kejayaan area kebun cengkih (cengkeh) di Ciamis Utara bukanlah isapan jempol belaka. Mereka yang mengalami masa kecil di 30 tahun yang lampau di sekitar Panawangan, Kawali, Lumbung, Panjalu dan daerah lain di sekitar Gunung Sawal mungkin memiliki kenangan masa kecil yang diingat hingga sekarang, berkaitan dengan buah cengkih.

Sedemikian berharganya buah cengkih, sehingga bukan hanya yang masih menempel di ranting pohon yang diambil pada saat panen. Buah cengkih yang berserakan jatuh dibawah pohon pun diambil satu persatu untuk dikumpulkan.

Pengumpulan buah cengkih yang jatuh dibawah pohon biasanya dilakukan pada pagi hari, atau diistilahkan masih 'rebun-rebun'. Mereka yang menjadi collector buah cengkih ini adalah para anak kecil yang dengan bersemangat mengelilingi kampung untuk berburu buah cengkih. 'Mulung cengkeh' menjadi ritual pagi yang mengasyikkan, dilakukan baik sendirian maupun beramai-ramai. Pohon cengkih tersebar di seputaran kampung-kampung, menjadi penghias halaman hampir setiap rumah, selain juga terdapat di kebun-kebun di bukit atau hutan sekitar pemukiman.

Peraturan tidak tertulis menyatakan bahwa buah cengkih yang jatuh dapat dipungut oleh siapa saja, sehingga siapa yang cepat dialah yang dapat. Anak-anak kecil mengumpulkan cengkih yang berjatuhan di malam hari dengan menggunakan plastik atau wadah lain.

Buah cengkih dikumpulkan anak-anak hingga jumlahnya cukup banyak. Jika sudah terkumpul, maka ada dua pilihan: dikumpulkan terus dan dijemur hingga menjadi cengkih kering atau 'dijual'. Uniknya, para bocah tidak mendapatkan upah berupa uang dari penukaran biji cengkih ini, yang biasanya ditakar dengah mangkok kecil atau kobokan.

Camilan, itulah hadiah yang didapat anak-anak pengumpul buah cengkih. Camilan yang ditukar dengan cengkih biasanya berupa kacang goreng, bukan snack buatan pabrik seperti yang banyak dikonsumsi anak-anak masa kini. Maka boleh dibilang hasil bumi ditukar dengan olahan hasil bumi lagi, barter yang memanfaatkan potensi lokal.

Kini harga cengkih sedang melambung tinggi, mencapai Rp. 120.000 per kilogram, sehingga pemerintah dan masyarakat Ciamis utara diberitakan mulai menanam kembali pohon cengkih. Mungkinkah budaya 'mulung cengkeh' akan hidup lagi di pedesaan Ciamis?
Kesepakatan yang dicapai antara Kemendagri dan Komisi II DPR RI pada hari Senin 22 Oktober 2012 merupakan tonggak sejarah baru menuju terwujudnya Pangandaran sebagai Daerah Otonomi Baru (DOB) baru hasil pemekaran dari Kabupaten Ciamis.

Pangandaran merupakan salah satu dari lima wilayah yang disetujui menjadi DOB baru, yang merupakan penyusutan dari 9 wilayah yang diusulkan. Pengambilan keputusan dilakukan melalui proses lobi antara kemendagri, Komisi II DPR RI dan DPD RI.

Langkah demi langkah perjuangan panjang para pengusung aspirasi masyarakat wilayah selatan Kabupaten Ciamis tersebut akhirnya tinggal menanti pengesahan dalam rapat paripurna 25 Oktober 2012.

"Pembentukan DPRD setelah Pemilu, jadi mereka akan memilih kepala daerah setelah tiga tahun. Setelah anggota DPRD terpilih, baru tahun 2015 boleh pemilukada," demikian dikatakan Mendagri Gamawan Fauzi sebagaimana dilansir detik.com.

foto: wikipedia

Kabupaten Pangandaran akan terdiri atas Kecamatan Mangunjaya, Kalipucang, Pangandaran, Sidamulih, Parigi, Cimerak, Cijulang, Cigugur, dan Langkaplancar. Wilayah ini selama ini sudah sangat dikenal dengan potensi pariwisatanya yang sangat indah dan potensial. Hilangnya wilayah Pangandaran diartikan banyak pihak sebagai kehilangan potensi pemasukan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Ciamis yang cukup signifikan.

Bupati Ciamis H. Engkon Komara sempat menyatakan kepada pikiran-rakyat.com mengenai PAD Kabupaten Ciamis yang tidak sesuai dengan potensi yang ada. Ia menunjuk angka Rp 66,636 miliar untuk tahun 2012 dan proyeksi Rp 67,887 miliar untuk tahun 2013, sebagai jumlah yang minim. Wilayah lain yang dapat dijadikan pembanding adalah Kabupaten Majalengka yang mampu menghasilkan PAD Rp 87 miliar dan Kabupaten Kuningan yang PAD-nya berkisar Rp 89 miliar. Bupati menengarai masih banyak kebocoran sehingga potensi PAD tidak optimal.

Pengurangan wilayah Pangandaran merupakan kehilangan sebagian sumber PAD, tetapi juga menjadi pengurangan beban pemerintahan Kabupatan Ciamis yang meliputi wilayah sangat luas. Pemekaran juga merupakan peluang dan tantangan bagi Ciamis untuk lebih mengoptimalkan pengembangan potensi ekonomi lain yang tersebar di seluruh wilayah Kabupatan Ciamis. Peningkatan PAD sudah selayaknya berarti peningkatan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Ciamis.
Rahayat Ciamis sarua pada ngajalankeun ibadah puasa kalawan sabar jeung ihlas. Poena geus asup ka tungtung bulan, kabeh sarua geus nungguan datangna poe lebaran. Wanci geus manjing ka isuk, panonpoe nyorot alam buana ku cahya nu gumilang.

Taya nu nyangka, wanci isuk eta beja datang ti puseur kota, yen poe lebaran geus nepi.
Sebuah tulisan yang diambil dari blog-nya Kang Mustafid, cukup sudah untuk menggambarkan kepedulian dan rasa cinta anak bangsa yang terlahir di kabupaten paling manis di Indonesia ini. Selamat ultah Ciamis-ku, semoga semakin maju dan terdepan dalam kejayaan...


Refleksi Hari Jadi Kabupaten Ciamis yang ke-368; Wujudkan Pengembangan Agrobisnis dan Pariwisata

Tanpa terasa pada hari ini, Kabupaten Ciamis telah berusia 368 tahun. Sejarah panjang pun telah ditorehkan oleh Kabupaten Ciamis dalam perjalanannya dari mulai berbentuk kerajaan Galuh silam hingga menjadi sebuah kabupaten Ciamis sekarang ini. Perjalanan panjang ini membuktikan bahwa Kabupaten Ciamis mampu bereksistensi dan tak lapuk di makan zaman dan mempunyai daya saing dalam era globalisasi ini.

Hari Jadi Ciamis ke-368 tahun ini, merupakan hari jadi ke tujuh di masa kepemimpinan H. Engkon Komara yang menjabat untuk kali kedua sebagai Bupati Ciamis. Tentunya dengan kepemimpinan Bupati Ciamis yang sudah berpengalaman dan mengerti dengan keadaan Ciamis diharapkan dengan konsep kepemimpinan partisipatifnya yang selalu berusaha menyerap aspirasi seluruh komponen masyarakat dalam pembangunan Bumi Tatar Galuh mampu menjawab berbagai macam kendala yang dihadapi oleh Kabupaten Ciamis.

Fokus H. Engkon Komara yang menitikberatkan pada pengembangan agrobisnis dan pariwisata Ciamis agar menjadi yang termaju di wilayah priangan perlu mendapat dukungan dari masyarakat Ciamis. Pasalnya, agrobisnis dan pariwisata merupakan potensi terbesar yang dimiliki oleh Kabupaten Ciamis.

Sebagai penggerak utama roda perekonomian, sektor agrobisnis didominasi tanaman pangan dan hortikultura. Komoditas unggulannya adalah padi, jagung, kedelai, cabai, dan pisang dengan sentra di Kecamatan Sukamantri, Tambaksari, dan Sukadana. Produksi kedelai tiap tahun sekitar 4.000 ton dengan sentra di Kecamatan Padaherang, Banjarsari, dan Mangunjaya.

Pada hortikultura, pisang dan cabai merupakan komoditas unggulan. Produksi pisang di Ciamis mencapai 2.304.910 ton, sedangkan cabai 28.200 ton. Kualitas cabai merah daerah ini lebih baik dibandingkan dengan daerah lain.

Peternakan unggas juga menjadi unggulan. Setiap tahun Ciamis menghasilkan hampir 54.000 ton atau memasok 24 persen terhadap produksi daging ayam broiler di Jawa Barat dengan pusat di Kecamatan Rajadesa, Panumbangan, dan Langkaplancar.

Sedangkan dari potensi wisata, Kabupaten Ciamis dihadapkan dengan direncanakannya Pangandaran yang akan memisahkan diri. Seperti yang kita ketahui, Pangandaran merupakan penyumbang Pendapatan Asli Daerah (PAD) terbesar bagi Ciamis. Dengan adanya proses pemekaran Kabupaten Pangandaran ini, Kabupaten Ciamis dituntut untuk bekerja lebih keras lagi mengembangkan potensi wisata lainnya seperti Kampung Kuta, Situ Lengkong, Karang Kamulyan, Situs Gunung Susuru, Astana Gede Kawali, dan tempat wisata lainnya yang belum terjamah.

Dalam usianya yang ke-368 tahun Kab. Ciamis, diharapkan akan lebih mampu mengatasi berbagai macam persoalan yang dihadapinya, sehingga Visi Pembangunan Daerah Kabupaten Ciamis Tahun 2009 -2014 Kabupaten Ciamis, yaitu “Dengan Iman Dan Taqwa Ciamis Mantap Sejahtera Tahun 2014”, bisa terwujud.

Visi Kabupaten Ciamis tahun 2009-2014 yang memberikan skala prioritas terhadap pembangunan ekonomi yang berbasis agribisnis dan pariwisata, harus tetap dilanjutkan melalui penguatan dan pemantapan sektor tersebut, sehingga menjadi motor penggerak perekonomian daerah dan masyarakat.

Visi ini semoga bukan hanya sebatas wacana saja, harus ada tindakan nyata untuk merealisasikannya, oleh karena itu Pemerintah Kabupaten Ciamis harus menciptakan Good Goverment and Good Governance membangun pemerintah dan tata pemerintahan yang baik.

Selain itu, yang perlu dikedepankan oleh pemerintah Kabupaten Ciamis adalah bagaimana pemerintah Kabupaten Ciamis mampu membangun kelembagaan daerah yang kondusif, sehingga dapat mendesain standard Pelayanan Publik yang mudah, murah dan cepat. Pelayanan publik yang diberikan oleh pemerintah daerah akan mempengaruhi minat para investor dalam menanamkan modalnya di suatu daerah. Excelent Service harus menjadi acuan dalam mendesain struktur organisasi di pemerintah daerah.

Akan tetapi bukanlah hal yang mudah untuk membangun Bumi Tatar Galuh Parahiyangan ini, dibutuhkan kerjasama antara berbagai pihak baik pemerintah, swasta, maupun masyarakat itu sendiri. Semangat kebersamaan dengan optimisme yang tinggi merupakan solusi untuk menjawab segala permasalahan dan tantangan yang dihadapi oleh Kabupaten Ciamis.

Kado terindah telah diterima oleh Kabupaten Ciamis menjelang hari jadinya yang ke-368 dengan mendapatkan Piala Adipura sebagai kota terbersih untuk kategori kota kecil tiga kali secara berturut-turut dan mendapatkan Anugrah Kalpataru sebagai wujud partisipasi masyarakat dalam menjaga kebersihan, keindahan dan ketertiban tata kota.

Akhirnya, Semoga di Hari Jadi Kabupaten Ciamis yang ke-368 ini bisa dijiwai oleh seluruh masyarakat Tatar Galuh dan bias dijadikan refleksi untuk menghantar Kabupaten Ciamis kedepan yang lebih baik lagi. Wilujeng Milangkala ka-368 Bumi Tatar Galuh Parahiyangan, Mugya Mangsa Datang Ciamis Nanjung Tur Gumilang…!

sumber: blog Kang Mustafid
Alhamdulillah, urang sadaya perantos lebet dina taun 1430 H anu oge disarengan ku lebetna urang kana taun 2009 M. Kumaha daramang urang Ciamis? Mugia wae sok sanaos kahirupan tambih abot karaosna, tapi rasa sukur ka Nu Maha Agung teu weleh minuhan batin urang. Apanan sukur saren sabar teh modal urang dina balawiri sapopoe milarian bekel kahirupan, sanes?
Keun wae da ari masalah mah moal teu ngaburudul aya deui aya deui, tos kitu kudratna, hayu urang payunan bari tawakal weh. Ningal kana surem tur poekna sagala jalan kahirupan di mangsa nu bakal datang mah ukur matak nimbulkeun prustasi. Padahal prustasi mah moal ngarobah kaayaan. Harga-harga tambah nerekel, gajih angger keneh wae teu naek :), bari kahayang teu weleh nambahan. Barudak sakolaeun, imah hadeaneun, halah... seueur nya hadirin? PHK dimana-mana, matak guling gasahan anu jadi pagawe kontrak. Iklim bisnis beuki beurat kaayaanana. Urang pusing ku urusan rumah tangga, derr Yahudi ngebom Gaza, duh aya ku teu nyambung nya ieu carita...
Insya Allah, da Gusti Anu Maha Welas Asih mah henteu aya kateranganana meryogikeun kulem. Hayu lah urang ihtiar bari tawekal di taun anu enggal. Gusti Allah moal cape nadah mangyuta-yuta du'a jeung harepan urang. Nu penting mah ngobahkeun awak, neang rupa-rupa jalan keur nyanghareupan sagala kabutuhan oge pakarepan urang.
Ceunah ceuk sakaol, mun urang ngalakukeun ihtiar teh ngan sarua wae unggal poena, mangka ulah ngarepkeun bakal aya beda hasilna. "If you do the same thing everyday, then you will get the same result everyday" ceuk urang kulon mah. Meuereun maksudna urang kudu neangan jalan kreatip anu liana, supaya sumur rejeki teh ulah ngan hiji, tapi bisa ngalobaan. Atawa boa-boa cara urang nimba kurang canggih, meureun kudu digentos tah ku sanyo ayeuna mah hehehe
Mun sukses, tong hilap ah urang sodakoh ka fakir miskin, tutulung kanu butuh. Insya Allah ku nembrakkeun sukur, ni'mat teh bakal nambihan teras. Amiin
Cag ah.