Harga hewan kurban (Sapi) di Hari Raya Idul Adha tahun ini mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Hal itu tampaknya mengakibatkan omzet penjualan menurun hingga 10% dari tahun sebelumnya. Meski begitu, namun peternak mengaku tetap meraup untung.
Dian Kusdiana, Peternak Sapi asal Dusun Desakulon, Desa Ciakar, Kecamatan Cipaku, Kabupaten Ciamis, membenarkan bahwa omzet penjualan sapi kurban pada tahun ini menurun hingga 10%. Menurutnya, kenaikan harga bisa mencapai Rp. 1,5 juta hingga Rp. 3 juta. Hal itu tergantung jenis dan besar kecilnya sapi.
“Sapi yang layak untuk kurban berkisar di harga Rp. 13 juta hingga 14 juta per ekor. Ada pun harga sapi tertinggi ada yang mencapai Rp 38 juta per ekornya. Sapi itu jenis Simental dengan bobot hidup 840 kg dan bisa laku terjual karena pesanan seorang pengusaha,” katanya, kepada HR, Selasa (15/10).
Menurut Dian, kenaikan harga sapi akibat dari kenaikan harga pakan dan juga dari kenaikan harga BBM yang menyebabkan inflasi. “Tahun lalu, jika jelang Idul Adha, saya bisa menjual 125 ekor sapi. Namun, pada tahun ini meski menyetok 115 ekor, tapi sapi yang terjual hanya 90 ekor,” katanya.
Dian juga mengatakan, jenis sapi yang banyak diminta oleh konsumen di saat Idul Adha, lebih banyak memilih jenis sapi lokal. Sebab, selain dagingnya lebih bagus, harganya pun relatif terjangkau. “Sedangkan jenis sapi Ras, seperti Simental atau Limosin, selain sapinya dibuat cacat (diberi anting) oleh peternak, harganya juga sangat mahal,” terangnya.
Dian juga mengaku pada moment Idul Adha tahun ini dirinya memasarkan hewan sapi kurban di wilayah Kabupaten Ciamis dan wilayah Jabotabek.
Sementara itu, dari pantauan HR di sejumlah peternak, tingginya harga hewan kurban pada Idul Adha tahun ini, tidak hanya pada ternak sapi saja, tetapi untuk harga kambing kurban pun sama ikut melambung.
sumber: harapanrakyat.com
0 komentar:
Post a Comment