Sok sanaos berita ieu tos lawas, tapi masih keneh cocog kangge janten bahan kaprihatinan urang sadaya. Hayu urang ngamumule budaya urang...
Kesenian Khas Ciamis Terancam
CIAMIS, (PRLM).- Beberapa kesenian tradisional khas Ciamis terancam punah. Sulitnya menemukan regenerasi menjadi salah satu kendalanya. Selain itu, maraknya kesenian modern yang merambah tatar galuh membuat kesenian tradisional semakin ditinggalkan oleh generasi muda.
Sebagai langkah awal untuk mengantisipasinya, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kab. Ciamis telah menggelar berbagai pagelaran kesenian tradisional. Seperti pagelaran ronggeng dan sinden, juga festifal pasanggiri.. Dengan kegiatan tersebut, diharapkan bisa menjaring bibit-bibit baru untuk regenerasi.
Kepala Seksi Seni Budaya Disbudpar Kab. Ciamis Mamat Surya Wijaya mengatakan, kondisi kesenian tradisional Ciamis cukup mengkhawatirkan. "Sulit melakukan regenerasi. Kalau pun ada generasi muda, bisa dihitung jari. Saat ini, kebanyakan para seniman yang masih menggeluti kesenian tradisional umurnya sudah lanjut," kata Mamat saat ditemui di Ciamis, Jumat (23/1).
Dikatakannya, kesenian yang saat ini banyak dilirik oleh para generasi muda adalah calung dan sunda pop. Adanya pergeseran kultur, membuat kesenian yang lebih modern menjadi lebih diminati. Kesenian tradisonal pernah mengalami masa kejayaannya, yaitu pada sekitar tahun 1970an. Menurut Mamat, akan sangat berat untuk dapat mengembalikan masa kejayaan tersebut.
"Pemkab akan terus berupaya untuk bisa melestarikan kesenian tradisional Ciamis. Namun, kami pun menghadapi kendala. Diantaranya keterbatasan anggaran," tutur Mamat. Untuk itu, ia mengharapkan adanya partisipasi dari masyarakat luas untuk turut serta melestarikan kesenian tradisional Ciamis.
Upaya lain yang bisa ditempuh untuk melestarikan kesenian tradisional adalah dengan menggabungkan antara tradisional dan modern. Hal tersebut pernah dicoba, dan menurut Mamat, mendapatkan apresiasi yang cukup baik dari masyarakat.
"Sekarang ini, yang harus dilihat adalah selera publik. Sebagai seniman harus pandai-pandai membaca apa yang menjadi selera publik saat ini. Jadi harus ada pengemasan agar sesuai dengaan selera publik," tutur Mamat.
Berdasarkan data dari Disbudpar Kab. Ciamis beberapa kesenian tradisional khas Ciamis adalah Ronggeng Gunung, Ronggeng Amen, Gondang Buhun, Reog, Calung, Badud, Belug, Pantun Beton, dan lainnya. Dalam kesenian tersebut, biasanya dikenal ada yang namanya juru kawihnya atau sinden. Saat ini, jumlah sinden di Ciamis pun semakin menurun. Data dari Disbudpar mencatat hanya ada sekitar 20 sinden yang masih aktif. Namun, usia para pesinden tersebut sudah lebih dari 50 tahun.
"Kalau dulu biasanya, para seniman itu akan menularkan bakatnya pada keluarga dan sanak famili mereka. Namun, untuk saat ini sepertinya hal tersebut pun sudah sulit," kata Mamat. Melihat kondisi tersebut, regenerasi menjadi hal yang mutlak jika tidak ingin kesenian tersebut punah. Keterlibatan masyarakat, diyakininya memiliki pengaruh yang cukup besar dalam mempertahankan keberadaan suatu kesenian tradisional. (A-177/A-26).***
sumber: PR Online
0 komentar:
Post a Comment