Kisah Ubi Jalar (Mantang/Boled) Raksasa Seberat 21,5 Kg dari Ciamis
Puluhan tahun jadi petani, Titi (46) tidak pernah terkejut seperti yang dialaminya Sabtu (8/10/2011) siang. Saat menusukkan ujung golok ke tanah di bawah rumpun mantang (ubi jalar atau hui boled) di kebun samping rumahnya, warga Dusun Margadanu RT 02/07, Desa Margajaya, Kecamatan Sukadana, Ciamis, itu tak menyangka bahwa ia tengah menggali sebuah ubi jalar dengan ukuran raksasa.
"Awalnya saya kira ada gentong di simpan dalam tanah. Coba lihat, warna dan bulatnya seperti gentong. Setelah ditusuk ternyata tidak keras, makanya tanah terus saya gali," ujar istri Makmun (48) itu kepada Tribun.
Ia pun lantas meminta bantuan suaminya untuk meneruskan menggali tanah. Begitu tanah di sekitar "gentong" itu tergali, ternyata itu adalah ubi jalar alias hui boled dengan ukuran luar biasa besar. Satu rumpun ubi jalar yang dipanen hanya berisi satu ubi raksasa itu.
"Puluhan tahun jadi petani, baru kali ini dapat mantang sebesar ini," ujar Makmun.
Tentu saja temuan ubi jalar ukuran tak lazim ini membuat warga setempat heboh selama tiga hari terakhir. Bayangkan saja, ukuran hui boled itu sebesar gentong. Tinggi mencapai 45 cm, garis keliling satu meter, dan berat 21,5 kg (kira-kira seberat bocah usia tujuh tahun).
Menurut Makmun, tanah yang ditanaminya dengan ubi jalar tersebut merupakan lahan bekas rumah milik kakaknya, H Saun (50), yang kini menjadi bos kerupuk di Cakung, Jakarta.
"Di tanah ini sebenarnya masih banyak puing-puing, juga ada ubin di bawahnya. Tetapi ternyata tanahnya subur, lihat saja singkong dan pisang yang ditanam di sini juga subur, termasuk mantang yang kemarin dipanen," ujar Makmun.
Kata Makmun, tumbuhan yang berbuah mantang ukuran raksasa tersebut ditanam tujuh bulan lalu, merupakan ubi jalar varietas lokal yang gagang (jalar)-nya diminta dari Engking, tetangganya. "Saya sama istri tak pernah mimpi apa-apa. Tiba-tiba dapat mantang sebesar ini," katanya.
Kini mantang raksasa itu disimpan di rumahnya. "Kemarin Pak Camat juga nengok ke sini. Semua pada kaget, ada ubi jalar ukurannya sebesar ini. Ada yang bilang, ini mantang manohara," ujar Makmun sambil tertawa.
Meski aneh bin ajaib, Makmun belum berniat untuk menjual mantang hasil bercocok tanamnya tersebut. "Meski ditawar dengan harga sejuta pun tak akan dijual. Mau diperlihatkan dulu sama Kang H Saun. Nanti terserah beliau mau diapain," katanya.
Ubi mantang raksasa hasil bercocok tanam yang ditemukan tak jauh dari Komplek MTs Margadanu dan kandang sapi H Wasdi tersebut menjadi buah bibir warga.
Desa Margajaya sendiri, kata Sunarya, Kepala Balai Penyuluhan Pertanian, Peternakan, Perikanan dan Kehutanan (BP3K) Sukadana, merupakan salah satu sentra produksi ubi jalar di Kecamatan Sukadana. Total areal tanaman ubi jalar di desa ini sekitar 70 hektare dengan hasil produksi dijual ke pasar lokal, yakni Pasar Dongkal Ciilat. "Harga mantang sekarang cukup murah, hanya Rp 1.500/kg," ujarnya.
Menurut Sunarya, dalam sejarah pertanian di Sukadana, baru kali ini ada petani yang memanen ubi jalar yang ukurannya sampai seberat 21,5 kg. "Biasanya mantang yang paling besar hanya sampai setengah kilogram. Tapi ini 21,5 kg. Meski tumbuhnya kurang terawat, ditanam di lahan bekas rumah yang masih banyak puingnya. Tapi pasokan hara ke umbinya berjalan secara optimal," ujar Sunarya.
sumber: tribunnews.com
0 komentar:
Post a Comment