Bengkel Payung Masih Bertahan di Ciamis
"Kumaha carana ngakal asal ngakeul, teu usaha mah dosa dan boga bojo," kalimat itu diucapkan Oyo Yahya (80) bengkel payung kahot warga Cipedes, Kota Tasikmalaya.
Di usianya yang sudah senja, Oyo masih kuat berjalan mengelilingi perkampungan di wilayah Ciamis. Daerah mana di wilayah Ciamis yang belum terinjak kakinya.
Barat, Utara, Timur dan selatan sudaah menjadi "jalan ka kebon" baginya. Daerah Ciamis menjadi ladang penghidupan dirinya hingga kuat bertahan sampai sekarang.
Sejak tahun 1982 silam, Oyo sudah bergelut di bidang bengkel payung. Profesi yang tidak banyak digeluti banyak orang itu diliriknya. Hasilnya lumayan, bisa mendulang rupiah meskipun dalam jumlah kecil.
"Alhamdullilah aya wae rejeki mah, asal kita mapahna," ujarnya optimis.
Saat ini dua hari sekali Oyo mendatangi daerah-daerah yang sudah menjadi langganannya di Ciamis. Tidak butuh waktu lama untuk bisa mendapatkan uang agar dapur tetap ngebul. Rp 50 ribu dalam sehari bisa dikantonginya.
Satu kali melangkah, ibu-ibu yang memiliki payung rusak langsung mengerubutinya. "Moal ka gawean asal daek leumpangna," tuturnya.
Mulai Sindangkasih, Cikoneng bahkan Ke Parigi di wilayah Selatan Ciamis "ka aprak" olehnya. Upah "ngomean" payung rusak tidak besar, antara Rp 2000 hingga paling banter Rp 10.000, namun ketika digeluti dengan tekun, Oyo tidak pernah mengalami kekurangan makan. Bahkan dirinya bisa membeli tanah dan menyekolahkan anaknya hingga sekolah menengah.
Semangat kuat untuk member nafkah keluarga menjadi landasan utama bapak enam anak dalam mengarungi hidup. Bahkan diusinya yang sudah uzur Oyo masih tetap kuat menyusuri perkampungan di Ciamis.
Usaha sebagai ahli perbaikan payung sengaja di pilih karena usaha tersebut cukup menjanjikan. Sekarang ini semua warga pasti memiliki payung, tidak mungkin payung akan kuat selamanya lambat laun pasti rusak. Peluang itu ditangkapnya, apalagi orang yang mau melirik profesi tersebut nyaris tidak ada.
Di wilayah Ciamis, kemungkinan besar hanya dirinya, karena setiap hari selalu banyak payung yang harus diperbaiki. "Moal kagawean ngomean payung mah, asal daekna," tegasnya.
Kenapa daerah Ciamis dijadikan ladang usaha, diakui kakek lima cucu tersebut, karakter orang Ciamis berbeda jauh dengan orang Tasik. "Di Ciamis mah balageur, tara nawar, beda jeung Tasik loba nawis," tuturnya.
Bukan hanya mencari uang semata, menjadi bengkel payung itu bisa memanjangkan silaturahmi. Banyak saudara itulah yang dirasakan Oyo saat ini. Ada uang tidak ada uang ketika ada payung warga yang harus diperbaiki, ia tetap perbaiki. Silaturahmi lebih dari segalanya bagi Oyo, karena dengan silaturahmi rejeki datang.
sumber: kabar-priangan.com
0 komentar:
Post a Comment